A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui beberapa sifat refleks sederhana.
B. Dasar Teori
Gerak refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon setelah adanya rangsang. Gerak refleks akan berhubungan dengan saraf-saraf yang ada dalam tubuh. Secara normal seseorang pasti akan mengalami gangguan pada sistem sarafnya. Pada umunya gerak refleks berlangsung terhadap stimulus yang berasal dari luar tubuh, gerak refleks bukanlah gerak di bawah kesadaran dan kemauan, tetapi gerak yang disadari namun pelaksanaan serta respon yang ditimbulkan tidak terpikirkan lebih dulu (Yatim, 1987).
Salah satu refleks yang diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang sebab semua komponen yang diperlakukan untuk menyambung implus eferen ke respon eferen berada dalam sumsum tulang belakang. Refleks menarik tangan yang terentuh pada panas merupakan contoh refleks spinal dasar. Energi panas yang diterima reseptor panas pada jari diubah menjadi potensi aksi yang merambat melalui saraf aferen ke sum-sum tulang belakang. Potensial aksi yang melalui jalur eferen ke efektor akan menghasilkan gerak menarik jari tangan, sedangkan yang menuju ke otak menghasilkan kesadaran apa yang terjadi pada sebuah rasa panas (Wiwi, 2006).
Kemampuan suatu organisme untuk beraksi terhadap perubahan di dalam lingkungannya memerlukan tiga komponen yang berlainan. Pertama, reseptor rangsangan. Reseptor rangsangan ini merupakan struktur yang mampu mendeteksi sejenis perubahan tertentu di dalam lingkungan dan mengawali suatu isyarat yaitu impuls saraf, pada sel saraf yang melekat padanya. Komponen kedua adalah respon saraf dan koordinasi saraf yang terdiri atas penghantar impuls, yaitu saraf itu sendiri, saraf tersusun atas dua macam neuron yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Komponen ketiga adalah koordinasi saraf yang terdiri atas efektor. Efektor merupakan struktur yang melaksanakan aksi sebagai respon terhadap impuls yang sampai kepadanya melalui neuron motorik. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar (baik eksokrin maupun endokrin) (Kimball, 1983).
Peregangan otot secara tiba-tiba merangsang “muscule spindle” dan sebaliknya ini menyebabkan refleks kontraksi dari otot yang sama. Karena alasan yang jelas, refleks yang sering disebut suatu refleks regang mempunyai suatu komponen dinamik dan suatu komponen statik. Refleks regang dinamik disebabkan oleh isyarat dinamik yang kuat dari muscle spindle. Refleks regang statik dibangkitkan oleh isyarat kontinu reseptor statik yang dihantarkan melalui ujung primer dan sekunder muscle spindle (Athur, 2008).
Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa yang mempersarafi serat-serat ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi otot itu. Refleks regang ini berfungsi sebagai mekanisme umpan balik negatif untuk menahan setiap perubahan pasif panjang otot, sehingga panjang optimal dapat dipertahankan (Maelana, 2014).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari / Tanggal : Senin/ 12 Mei 2014
Pukul : 15.00 – 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Negeri Alauddin Makassar
Samata, Gowa.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah palu ketok dan sepotong tongkat.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah orang coba dan air minum.
E. Cara Kerja
Adapun prosedur kerja di dalam melakukan praktikum ini adalah:
1. Merefleks sinar cahaya dan pupil
Menutup kedua mata selama 1 sampai 2 menit. Membuka dengan cepat dan memperhatikan perubahan pupil.
2. Merefleks silio-spinal
Mencubit tengkuk beberapa saat, lalu memperhatikan di atas pupil.
3. Merefleks akomodasi
Memandang berturut-turut benda jarak dekat dan benda jarak jauh. Memperhatikan perubahan pupil.
4. Merefleks telapak tangan
Meletakkan benda kecil berbentuk silinder (sepotong tongkat) pada telapak tangan. Memperhatikan bahwa tangan menutup memegang benda tersebut.
5. Merefleks patella
Mengetuk ligamentum patella sewaktu subjek sedang duduk dengan lutut disilangkan. Mengulangi sekali lagi selagi subjek mengepalkan tinju kuat-kuat atau selagi membaca.
6. Merefleks telapak kaki
Menggelitik atau menekan dengan alat tumpul telapak kaki subjek. Memperhatikan efeknya pada jari-jari kaki.
7. Merefleks bersin
Mengusahakan bersin kuat-kuat. Memperhatikan aksi-aksi kelopak mata, bahu dan lain-lain.
F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu:
No.
|
Sifat refleks
|
Perubahan
|
Keterangan
|
1.
|
Refleks sinar cahaya dan pupil
|
Ada
|
Pupil membesar
|
2.
|
Refleks Silio-spinal
|
Ada
|
Benda jauh pupil mengecil. Benda dekat pupil membesar
|
3.
|
Refleks akomodasi
|
Ada
|
Pupil membesar
|
4.
|
Refleks telapak tangan
|
Ada
|
Tangan menangkap
|
5.
|
Refleks patella
|
Ada
|
Kaki kedepan dan keram
|
6.
|
Refleks telapak kaki
|
Ada
|
Jari-jari kaki bergerak
|
7.
|
Refleks bersin
|
Ada
|
Tangan menutup, bahu naik dan kepala menunduk.
|
G. Pembahasan
Gerak refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respons setelah adanya rangsang. Gerak refleks akan berhubungan dengan saraf-saraf yang ada dalam tubuh. Pada umunya gerak refleks berlangsung terhadap stimulus yang berasal dari luar tubuh, gerak refleks bukanlah gerak dibawah kesadaran dan kemauan, tetapi gerak yang disadari namun pelaksanaan serta respon yang ditimbulkan tidak terpikirkan lebih dulu (Yatim, 1987).
1. Refleks cahaya dan pupil
Pada percobaan refleks cahaya dan pupil yaitu mengamati pupil dalam keadaan masih normal kemudian menutup mata selama 1 menit setelah itu membuka mata kemudian mengamati kembali perubahan pupil mata dan ternyata mengalami perubahan, pupil mata menjadi mengecil. Ini membuktikan bahwa terjadi suatu refleks pada pupil mata yang merupakan refleks monosinaps karena hanya terjadi satu gerakang yaitu gerakan dari mata.
2. Refleks Silio –Spinal
Pada percobaan silio-spinal dilakukan dengan cara mencubit tengkuk secara tiba-tiba, kemudian memperhatikan pupil dan ternyata mengalami perubahan, pupil mata membesar, ini membuktikan bahwa telah terjadi refleks lebih dari satu organ tubuh yang memberikan suatu tanggapan pada peristiwa refleks tersebut jadi refleks ini disebut dengan gerak refleks polisinaps karena terjadi lebih dari satu gerakan.
3. Refleks Akomodasi
Pada percobaan refleks akomodasi yaitu dengan melihat benda jauh selama 1 menit dan melihat perubahan pupilnya dan ternyata pada saat mata melihat benda yang jauh maka pupil akan akan mengecil dan pada saat mata melihat benda yang dekat maka pupil akan membesar. Dari hasil pengamatan membuktikan bahwa organ memberikan suatu gerakan refleks dimana refleks akomodasi merupakan gerak refleks monosinaps karena hanya terjadi satu gerakan yakni pada mata yang melihat benda berjarak dekat dan benda berjarak jauh
4. Refleks Telapak Kaki
Pada percobaan refleks telapak kaki yaitu dilakukan dengan cara menggelitik telapak kaki yang menyebabkan jari-jari kaki bergerak dan terangkat, hal ini membuktikan bahwa hanya satu neuron yang memberikan rangsangan. Refleks telapak kaki merupakan gerak refleks monosinaps karena hanya gerakan kaki yang ada.
5. Refleks Patella
Pada percobaan refleks patella yaitu dilakukan dengan cara duduk beberapa detik kemudian lutut di beri perlakuan dengan cara memukul lutut dengan menggunakan tongkat sehingga akan merasa kaget, ada tekanan kaki kedepan dan terasa keram sehingga dapat diketahui bahwa pada refleks patella hanya satu bagian tubuh yang memberikan tanggapan. Refleks patella merupakan gerakan refleks monosinaps karena yang bergerak, hanyalah kaki yang memberikan satu tanggapan dari tubuh.
6. Refleks Telapak Tangan
Pada percobaan refleks telapak tangan di lakukan dengan cara meletakkan benda kecil pada telapak tangan sehingga telapak tangan akan memberikan refleks sehingga tangan akan menangkap dan menggenggam benda tersebut. Pada refleks ini di katakana refleks monosinaps karena pada gerak ini hanya satu organ yang bergerak secara tiba-tiba.
7. Refleks Bersin
Pada gerak refleks bersin dilakukan dengan cara bersin sekuat-kuatnya yang akan menimbulkan beberapa tanggapan yaitu bahu terangkat dan kelopak mata tertutup karena gerak refleks lebih dari satu yang memberikan suatu tanggapan maka refleks ini disebut dengan gerak refleks polisinaps.
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar yang dapat mendapat rangsangan atau stimulus yang diterima oleh saraf. Pada percobaan ini memberikan dua macam refleks yaitu refleks monosinaps dan refleks polisinaps, dimana pada percobaan refleks cahaya dan pupil, refleks akomodasi, refleks telapak kaki, refleks telapak tangan, dan refleks patella merupakan refleks monosinaps karena pada percobaan tersebut hanya satu bagian tubuh yang memberikan tanggapan, sedangkan pada percobaan refleks bersin dan refleks silio-spinal merupakan refleks polisinaps karena pada percobaan ini memberikan lebih dari satu organ tubuh yang memberikan suatu tanggapan pada peristiwa refleks tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Athur. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC, 2008.
Jhon,w. Kimball, H. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga, 1983.
Maelana. 2013. Blog Maelana. Contoh Laporan. http://Nhamaylan.blogspot.com.
(2014).
Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan. Jakarta: Karisus, 2006.
Wilda, Yatim. Biologi Umum. Bandung: Tarsito, 1987.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar