A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Melihat sifat otomatis dan ritmis dari tiap-tiap bagian jantung.
2. Memahami peran sinus spenosus pada kontraksi otot jantung.
3. Mengamati pengaruh beberapa faktor ekstrinsik terhadap aktivitas jantung.
B. Dasar Teori
Jantung katak berbeda dengan jantung manusia. Secara anatomis, jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah ruangan yang terdapat disekitar jantung. Melalui pengamatan darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali oleh otot-otot di ventrikel keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus spenosus dan kemudian mengalir manuju atrium. Dari atrium, darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis. Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia. Namun, saat darah saat darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus spenosus (Anita, 2014).
Jantung sangat berperan penting dalam hubungannya pada pemompaan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi dan senyawa N, dari tempat asal keseluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai kepada bagian-bagian jaringan-jaringan tubuh (Affandi, 2002).
Otot jantung vertebrata hanya ditemukan pada satu tempat yakni jantung. Seperti otot rangka, otot jantung berlurik. Perbedaan utama antara otot rangka dan otot jantung adalah dalam sifat membran dan listriknya. Sel-sel otot jantung mempunyai daerah khusus yang disebut dengan cakram berinterkalar, dimana persambungan longgar memberikan pengkopelan listrik langsung diantara sel-sel otot jantung. Membranplasma otot jantung mempunyai ciri pacu jantung yang menyebabkan depolarisasi berirama, yang memicu potensial aksi dan menyebabkan sel otot tunggal untuk berdenyut bahkan ketika diisolasi dari jantung dan ditempatkan dalam biakan sel (Campbell, 2004).
Jantung berongga pada vertebrata. Jantung ini merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk menjamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Apabila cairan tubuh berhenti bersirkulasi maka hewan akan mati (Isnaeni, 2006).
Sel otot jantung bersifat autoritmik yaitu sebagai otot yang mempunyai daya rangsang untuk dirinya sendiri, sehingga menyebabkan aksi potensial yang spontan yang menyebabkan proses kontraksi. Adanyak aksi potensial akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot dan berjalan lebih dalam kedalam serat otot pada tempat dimana potensial aksi dapat mendepolarisasi sarkolema dan sistem tubulus T, sehingga ion kalsium dan cairan ekstrasel masuk. Potensial aksi kuga menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium kedalam myofibril (Ida, 2014).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari / Tanggal : Senin, 19 Mei 2014
Pukul : 15.00 – 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Negeri Alauddin Makassar
Samata, Gowa.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah unit kimograf, papan dan alat seksi, cawan petri, pipet tetes, jarum pentul.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak larutan ringer, atropin 5%, epeinefrin 1%, KCL 5%, CaCl22%, NaCl ),7%.
E. Cara Kerja
Adapun prosedur kerja di dalam melakukan praktikum ini adalah:
1. Sifat otomatis dan ritmis jantung
a. Mendouble pithing seekor katak, dengan cepat membuka rongga dadanya. Menghitung denyut jantung permenit.
b. Memisahkan jantung dari tubuh dan meletakkan dalam cawan petri yang berisi larutan ringer. Menghitung denyutnya per menit dan mengamati apakah denyutnya berirama atau tidak.
c. Memisahkan sinus venosus dari jantung, mengamati dan menghitung denyut per menit. Bila tidak berdenyut, menyentuh pelan-pelan dengan batang gelas.
d. Memisahkan atrium kanan, atrium kiri dan ventrikel. Mengamati apakah masing-masing bagian tersebut masih berdenyut dan menghitung denyutnya per menit.
2. Pengaruh faktor fisik dan kimia terhadap aktivitas jantung.
a. Persiapan jantung katak.
1. Mendouble pithing katak, cepat membuka rongga dada sehingga jantung terlihat. Membuka pericardium supaya denyut jantung tampak jelas.
2. Membuka peniti kecil sehingga membentuk suhu 90oC. Mengikatkan salah satu ujung batang benang pada kepala peniti dan menusukkan ujung peniti pada bagian apeks jantung.
3. Mengikatkan ujung lain dari benang pada pengungkit otot sehimgga apeks jantung agak terangkat.
b. Aktivitas normal jantung.
1. Mengatur kecepatan putaran tromol pada 7 dan magnet sinyal 1 per detik.
2. Merekam 12-15 denyut jantung, memperhatikan ada dua macam denyutan yaitu denyut atrium dan denyut ventrikel.
3. Menyesuaikan putaran tromol sehingga jarak puncak kontraksi ventrikel 2 cm.
4. Menghitung jumlah denyutan per menit dan selang waktu kontraksi atrium dan ventrikel.
c. Pengaruh suhu dan bahan kimia
1. Menaikkan kecepatan putaran tromol sehingga pada jarak puncak kontraksi 4-5 cm.
2. Membasahi jantung dengan larutan ringer 5oC, mengamati rekaman sampai terjadi perubahan dan menghitung denyut jantung per menit.
3. Menghentikan rekaman, membuang (dengan pipet) larutan ringer dan mengamati dengan larutan normal. Merekam lagi sampai terlihat denyut jantung normal.
4. Membasahi jantung dengan larutan ringer 30oC, mengamati rekaman sampai terjadi perubahan. Menghitung jantung per menit.
5. Menghentikan rekaman, membuang larutan ringer dan dengan larutan suhu kamar. Menunggu beberapa saat sampai denyutan kembali normal.
6. Menetesi jantung dengan beberapa tetes atropin. Bila dalam waktu dua menit tidak tampak perubahan, maka ditambahkan atropin. Bila sudah terjadi perubahan, menghitung denyutan per menit.
7. Membuang atropin dan mengganti dengan larutan ringer normal,setelah beberapa saat menetesi jantung dengan efinefrin. Setelah terjadi perubahan, menghitung denyutan per menit.
8. Dengan cara yang sama memberi perlakuan jantung dengan CaCl2, NaCl dan KCl.
F. Hasil Pengamatan
1. Kontraksi otot jantung sebelum diangkat
No.
|
Perlakuan
|
Menit ke
|
Rata-rata
| ||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
| |||
1.
|
Normal
|
98
|
96
|
95
|
93
|
92
|
400,4
|
2.
|
Larutan Ringer laktat
|
84
|
84
|
78
|
79
|
80
|
341
|
3.
|
Larutan NaCl
|
74
|
64
|
60
|
58
|
49
|
265,8
|
2. Kontraksi otot jantung setelah diangkat
No.
|
Perlakuan
|
Menit ke
|
Rata-rata
| ||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
| |||
1.
|
Normal
|
81
|
91
|
86
|
86
|
79
|
189,8
|
2.
|
Laruta Ringer laktat
|
85
|
74
|
36
|
35
|
20
|
234
|
3.
|
Larutan NaCl
|
43
|
37
|
20
|
12
|
13
|
217
|
G. Pembahasan
Jantung katak berbeda dengan jantung manusia. Jantung katak maupun mamalia mempunyai centrum automasi sendiri. Artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan saraf atau dikeluarkan dari tubuh. Secara anatomis, jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel.
1. Kontraksi otot jantung sebelum diangkat
Pengamatan pertama pada katak yaitu pada kontraksi otot jantung sebelum diangkat. Terlebih dahulu, katak dibedah dan menghitung frekuensi denyut jantung selama satu menit. Pada perlakuan normal pertama adalah 98/menit, kedua 96/menit, ketiga 95/menit, keempat 93/menit dan kelima adalah 92/menit dan memiliki rata-rata yaitu 400,4. Kemudian setelah diteteskannya larutan Ringer pada jantung katak tersebut, frekuensi denyut jantung pertama dan kedua adalah 84/menit, ketiga 78/menit, keempat 79/menit, kelima 80/menit dan rata-rata 341. Frekuensi denyut jantung pada katak setelah diteteskan larutan NaCl yang pertama adalah 74/menit, kedua 64/menit, ketiga 60/menit, keempat 58/menit dan kelima 49/menit dengan rata-rata 265,8. Hal ini, dapat dilihat bahwa jantung katak masih berdenyut.
2. Kontraksi otot jantung setelah diangkat
Pengamatan kedua pada katak setelah kontraksi otot jantung diangkat, pada perlakuan normal, frekuensi denyut jantung satu menit pertama adalah 81, satu menit kedua 91, satu menit ketiga dan empat 86, satu menit kelima 79 dengan rata-rata 189,8. Setelah diteteskan larutan Ringer laktat memiliki frekuensi denyut jantung satu menit pertama 85, satu menit kedua 74, satu menit ketiga 36, satu menit keempat 35 dan satu menit kelima 20 dengan rata-rata 234. Hal ini dapat dilihat bahwa frekuensi denyut jantung pada katak menjadi lebih cepat dikarenakan larutan Ringer bersifat hipertonis. Setelah diteteskan larutan NaCl, frekuensi denyut jantung satu menit pertama 43, satu menit kedua 37, satu menit ketiga 20, satu menit keempat 12 dan satu menit kelima 13 dengan rata-rata 217. Dari frekuensi denyut jantung dapat dilihat bahwa frekuensi denyut jantung pada katak menjadi lebih lambat setelah diteteskan larutan NaCl dikarenakan larutan NaCl bersifat hipotonis dan mempengaruhi regulasi tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga kontraksi otot jantung melemah.
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai beriku:
1. Secara umum jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel
2. Sinus venosus adalah ruang disekitar jantung yang memiliki peranan untuk menyimpan darah dari vena yang akan dialirkan kembali menuju atrium dan ventrikel.
3. Kontraksi otot jantung pada katak dipengaruhi oleh bahan kimia seperti larutan Ringer laktat yang mempercepat kontraksi otot jantung karena bersifat hipertonis dan NaCl yang memperlambat kontraksi otot jantung karena bersifat hipotonis.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi R. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Unri Press, 2002.
Anita. 2011. Blog Anita. Praktikum Fisiologi. http://anitabintiakhmad.blogspot.com.
(2014).
Campbell, Neil A. Biologi Edisi Ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
(2014).
Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisus, 2006.
dapusnya bener kaga noh
BalasHapus